Kejadian ini pada saat saya masih
SD, yaitu ketika saya pertama kali mengikuti lomba tujuh belasan di lapangan
dekat rumahku. Saya disuruh berkumpul di lapangan karena acara akan segera di mulai.
Sebelum acara dimulai kami berdo’a agar acaranya berjalan dengan lancar dan
kami menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai wujud rasa cinta kami terhadap
tanah air. Setelah kami menyanyikan lagu Indonesia Raya acara pun di mulai.
Lomba pertama yang saya
ikuti adalah lomba membawa kelereng dalam sendok. Lomba ini membutuhkan
kesabaran yang tinggi agar kelereng tidak terjatuh ke bawah. Jika kelereng
terjatuh ke bawah maka peserta dianggap gugur oleh panitia. Oleh karena itu
saya membawanya pelan-pelan agar kelereng tidak terjatuh ke bawah. Namun ketika
saya memutar balik menuju garis star lagi, kelereng saya terjatuh dan saya
tidak dapat melanjutkan permainan lagi alias gagal.
Setelah lomba pertama
selesai saya mengikuti perlombaan yang kedua yaitu lomba memasukkan benang ke
dalam jarum. Bagi matanya agak rabun mungkin cukup sulit untuk memasukkan
benangnya ke dalam jarum (untung saya tidak) sehingga dengan lancar saya pun
bisa memasukkan benang kedalam jarum dengan cepat dan meraih juara pertama.
Lalu tiba juga di perlombaan
saya yang terakhir adalah lomba makan kerupuk. Agak sulit memang untuk
menghabiskannya karena kerupuknya terikat dengan tali dan kedua tangan saya
menghadap ke belakang. Dan karena saya terburu-buru, tiba-tiba gigi saya otek.
Saya pun harus berhenti sejenak dan berkumur-kumur untuk membersihkan darah di
dalam mulut saya. Namun, semua itu terbayarkan. Saya akhirnya bisa juara satu.
Itulah pengalaman saya
waktu pertama kali mengikut lomba tujuhbelasan. Ada senangnyanya. Namun, ada
sedihnya juga.
0 comments:
Post a Comment